E-mail : desa_tamblang@ymail.com

Bintang Kukus Dan Kiamat Apa ada Dalam Kitab Suci?

Sebagai diketahui agama Hindu didasarkan atas konsep kesemestaan. Artinya ajaran-ajaran agama Hindu selalu menekankan pada hubungan yang harmonis dengan semesta alam. Karena terciptanya hubungan harmonis antara unsure-unsure alam, manusia dengan manusia, manusia dengan lingkungan, dan manusia dengan pencipta merupakan tujuan beragama yang ditandai dengan terwujudnya Moksartham Jagadhita Ya Ici Dharmah.

Jika lepas dari konsep dasar kesemestaan ini, dimana satu sama lain unsure alam terutama manusia dengan makhluk yang dipandang utama bersikap tidak harmonis, biasanya alam akan memberikan isyarat melalui gejala-gejala tertentu sebagai pertanda akan terjadinya peristiwa tertentu pula yang akan memberi pengaruh bagi kehidupan didunia.

Dan yang jelas dunia yang terbagi dua yaitu Bhuawana Agung (macrocosmos) dan Bhuwana Alit (microcosmos) senantiasa bergerak dalam karya-Nya yang harmonis untuk saling mempengaruhi. Bhuwana Agung terganggu Bhuwana Alit pun merasakan gangguan itu. Bhuwana Alit dalam hal ini manusia jika merusak bagian dari Bhuwana Agung, maka melalui gejala-gejala alam akan ditunjukkan akibatnya.

Sebagai umat Hindu yang percaya dengan ajaran kesemestaan Weda, sudah sepatutnya melihat dan mencermati isyarat alam sebagai petunjuk untuk lebih berbhakti kepada Hyang Widhi. Kemunculan bintang Kukus merupakan isyarat atau gejala alam seperti hanya gempa bumi, gerhana matahari atau bulan yang sudah tentu akan memberi pengaruh bagi kehidupan didunia. Pengaruh itu bisa menyangkut bidang social, ekonomi, politik dan sebagainya. Akibat yang ditimbulkan dari pengaruh itupun bisa positif dan dapat pula negative. Yang pasti apapun yang terjadi di semesta alam ini akan saling memberi pengaruh baik kepada Bhuwana Agung maupun kepada Bhuwana Alitnya.

Tentang kitab atau lontar suci yang mengungkap ilmu perbintangan termasuk mungkin bintang Kukus secara umum disuratkan di dalam kitab Jyotisa, sebuah kitab yang merupakan bagian dari kitab wedanga dan Wedangga itu sendiri merupakan bagian terpenting dari kitab suci Weda.

Perihal kiamat, antara lain disuratkan di dalam kitab Manusmrti I.54, “Bila pada waktu kiamat semua makhluk hidup sekaligus terserap ke dalam jiwa dari segala jiwa makhluk (Tuhan) beristirahat dengan tenang, bebas dari segala kewajiban”.

No comments:

Post a Comment