E-mail : desa_tamblang@ymail.com

Pan Balang Tamak

Ada tuturan satua Pan Balang Tamak. Ia sugih, dueg makruna, dayane liu pesan, tusing nyak kalah teken krama desane. Naging ke solahne ento ulihan bebenehan.

Kacrita jani desane paum, bakal nayain Pan Balang Tamak apanga kena denda. Ditu ia kaarahin, mani semengan tuun siape , desane lakar luas ke alase, ngalih kayu bakal anggon menahin bale agung. Nyen ja kasep bakal kena denda.

Gelisin satua, buin manine, pan balang tamak klanca-klinci jumahne ngentiang siapne tuun. Sawetara suba tengai tepet maro siape tuun uli bengbengane. Ditu mara ia gegresoan majalan nututin desane ngalih kayu ka alase. Saget desane suba malipetan pada ngaba kayu.

Di subane neked jumah, paum kone lantas desane bakal nandain pan balang tamak, krana tuara nuutin arah-arah desane. Ditu kelihane memunyi brangas “ ih, pan balang tamak, jani cai kena denda”. Masut pan balang tamak alus munyine, “ napi mawinan tiang kena denda? Dening arah-arah desane teken tiang, mani semengan tuun siape desane luas ka alase ngalih kayu. Tiang ngelah siap tuah aukud, sedek mekeem. Sawetara kali tepet mara ia tuun. Ditu tiang ngenggalang nuutang sekadi arah-arah desane. “ dadi kalah desane nglawan pan balang tamak, buung ia kena denda.

Kacrita buin manine ia kaarahin ngabo senggauk anggon bekel menahang bale agung. Pan balang tamak ngaba sanggah uug apang benahang baan desane. Dadi bengong desane teken takeh pan balang tamak, ane setata nguluk-nguluk desane.

Yan pin kuda-kuda suba krama desane bakat uluk-uluk baan pan balang tamak, lantas ada keneh desane lakar misekaang pan balang tamak. Ane jani katunasang cetik ane paling meranena teken anake agung, apang balang tamak mati acepokan. Dayane buka keto dingeha baan pan balang tamak, lantas ia memunyi teken kurenane, “ yen deweke mati, bok deweke gambahang tur gantungin tamblulingan, liman deweke pagisinin cabak. Bangken sadahang di piasane, tur ento pangelingin. Yan suba peteng bangken deweke wadahin peti, pejang jumah meten.”

Kacrita jani pan balang tamak suba mati keno cetik. Kurenane nuutin pabesen pan balang tamake. Krama desane natasang ka umah pan balang tamake. Tepukino pan balang tamak nyededeg ngambahang bok, sambilango memantra griem-griem di piasane. Ditu krama desane nguningang cetike tusing mandi teken anake agung. Dadi bendu anake agung sambilango nyicipin cetike ento. Jeg perjani ida seda.

Sesubane peteng ada dusta ajaka papat bakal ngamaling pegelahan pan balang tamake. Di jumah meten tepukino ada peti, laut kapondong abana ka pura desane. Petine ento ungkabango baan dustane, dapetango bangken pan balang tamake nyengkang.

Semenan maro galang kangin, jero mangku mekedas-kedas di pura dapetengo ada peti gede di natah pura desane. Petine ento laut ka sumbah baan jero mangku kadena paico betara. Krama desane masih pada teka, laut nyumbah. Di subane pepek krame desane teka, laut petine kaungkabang, ditu tengkejut mekejang, dapetango bangken pan balang tamake nyegagag. Krama desane uyut mamisuhin. Ada ane memunyi, “ japi pisuhin, kadung bakat sumbah, melutang apa ya!”.

Pemuput masih desane tuyuh menain muah nanem bangken pan balang tamake. Yadiapin suba mati pan balang tamak masih nyidaang melog-melog anak.

Baca Selengkapnya......

Pengertian Lambang / Simbul Desa Tamblang

1. Lima (5) sudut luar Kembang Teratai melambangkan Dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah Pancasila.

2. Segitiga di atas berisikan huruf OM, melambangkan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengupayakan terwujudnya keseimbangan Tri Hita Karana( Parahyangan, Pawongan, Palemahan ).

3. Candi Paduraksa salah satu bagian dari bangunan Pura. Pura adalah tempat pemujaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melambangkan tempat atau sarana Pemujaan Umat Hindu yang mana warga Tamblang mayoritas beragama Hindu.


4. Candi Paduraksa bertingkat tiga, melambangkan wilayah Desa Tamblang terdiri dari 3 (tiga) Desa Adat ( Tamblang, Tangkid, Kelampuak ).

5. Dua buah patung Singa yang berada di sebelah kiri dan kanan Paduraksa, melambangkan wilayah Desa Tamblang berada di wilayah Pemerintah Daerah Tingkat II Buleleng.

6. Padi dan Kapas yang melengkung ( padi di sebelah kanan dan kapas di sebelah kiri Paduraksa ), melambangkan cita – cita warga Tamblang untuk mencapai kesejahteraan warganya.

7. Tangga berjumlah 5 (Lima) menuju Paduraksa, melambangkan Desa Tamblang terdiri dari 5 (Lima) Banjar Dinas ( Banjar Dinas Kelampuak, Banjar Dinas Tangkid, Banjar Dinas Kaja Kauh, Banjar Dinas Kaja Kangin dan Banjar Dinas Kelod Kauh ).

8. Teras yang melengkung sebagai dasar lambang bertuliskan Desa Tamblang,
melambangkan Tekad yang Kokoh dari warganya untuk mendukung Pembangunan Desa guna meraih Cita – citanya.

KERANGKA ALUR PIKIR
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJMDes)
DESA TAMBLANG KECAMATAN KUBUTAMBAHAN
KABUPATEN BULELENG

BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN DAN RENCANA PEMBANGUNAN

3.1. VISI
Berdasarkan proses penggalian permasalahan dan dilanjutkan dengan perumusan permasalahan sampai pada proses usulan yang disampaikan untuk mencari jalan keluar terhadap permasalahan tersebut serta tantangan dan keterbatasan yang dihadapi, ditetapkan Visi Desa Tamblang adalah :
“Membangun Desa Tamblang yang Mandiri Berbasis Demokratisasi, Partisipasi, Keselarasan, Pemberdayaan Masyarakat dan Keterbukaan Menuju Masyarakat Sejahtera”

3.2. MISI
Untuk mencapai Visi tersebut, maka dijabarkanlah Misi Pembangunan Desa Tamblang sebagai berikut:
1. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
2. Menciptakan kondisi kehidupan Demokrasi yang sehat;
3. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih;
4. Menyelenggarakan Administrasi Desa yang bai;.
5. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra pemerintah desa.

3.3. TUJUAN
Setiap Misi memiliki tujuan strategis yang saling berkaitan satu dengan lainnya, dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Meningkatnya kesejahteraaan ekonomi masyarakat melalui peningkatan produktifitas pertanian dalam arti luas dan penguatan kapasitas SDM;

2. Meningkatkan roda perekonomian dan berbagai aktivitas masyarakat melalui penyediaan akses transportasi, informasi dan teknologi yang memadai;

3. Mempersiapkan generasi penerus Desa Tamblang yang berkualitas melalui peningkatan mutu;

4. Mewujudkan kondisi Desa Tamblang BALI yaitu Bersih, Aman, Lestari, Indah.;

5. Mewujudkan interaksi sosial yang harmonis melalui penguatan organisasi masyarakat adat yang baik, pengembangan Badan Usaha Milik Desa dan partisipasi warga desa;

6. Mewujudkan kinerja pelayanan yang prima dalam tata kelola pemerintahan Desa Tamblang.

3.4. SASARAN
Setiap tujuan strategis memiliki sasaran yang teukur dan jelas, dicapai dalam rentang waktu 2007– 2013 sebagai berikut :

1. Meningkatnya pendapatan petani melalui usaha perbaikan hasil dan kualitas produk pertanian dalam arti luas sehingga tejadinya pengurangan jumlah KK miskin 20 % dari angka miskin tahun 2008;

2. Tersedianya akses transportasi dan distribusi hasil produk melalui jalan aspal dan jembatan yang aman;

3. Tersedianya sarana listrik untuk memperlancar berbagai aktivitas masyarakat terutama meningkatkan motivasi belajar anak, memudahkan akses informasi dan mengurangi beban pengeluaran masyarakat;

4. Terwujudnya sanitasi dan kebersihan lingkungan yang baik sehingga tidak menimbulkan banjir dan gangguan kesehatan;

5. Seluruh generasi muda Desa Tamblang mendapatkan akses pelatihan ketrampilan sehingga mampu bersaing dalam dunia kerja dan mampu membuka usaha sendiri dengan didukung sikap mental yang baik;

6. Terwujudnya kondisi lingkungan desa yang sehat dibarengi dengan perilaku hidup bersih dan pengelolaan sampah yang baik;

7. Memberikan informasi yang jelas tentang program-program pemerintah;

8. Mewujudkan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketertiban administrasi Kependudukan ;

9. Adanya realisasi Program sertifikasi tanah untuk seluruh tanah yang ada di Tamblang;

10. Desa Tamblang memiliki Kantor Desa dan balai pertemuan untuk Banjar Dinas Kaja Kangin yang memadai dengan status yang pasti;

11. Terwujudnya tapal batas desa yang jelas sehingga tidak menimbulkan konflik antar desa ;

12. Mewujudkan rasa aman dan tentram masyarakat;

13. Terwujudnya badan usaha milik desa yang sehat;

14. Peningkatan peran serta Perempuan dalam membantu tingkat kesejahteraan keluarga;

15. Meningkatkan kesehatan Balita dan anak-anak;

16. Mewujudkan keringanan biaya sekolah untuk meningkatkan minat belajar anak usia sekolah;

17. Peningkatan pemahaman beragama dan peningkatan sarana upakara agama;

18. Menjaga Adat Istiadat serta akar Budaya Bali.

19. Peningkatan mutu pendidikan dan sarana prasarana pendukung lainnya.

3.5. RENCANA PEMBANGUNAN
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007– 2013 sebagaimana yang terlampir menjadi pedoman bagi Penyusunan Rencana Kerja Desa (RKDes) Tamblang setiap tahunnya.

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi bertujuan untuk melaksanakan fungsi kontrol, asistensi sekaligus apresiasi terhadap seluruh upaya dan kegiatan yang dilaksanakan agar sesuai dengan konsep pembangunan desa yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang. Kegiatan monitoring evaluasi ini dilaksanakan oleh tim monitoring evalusi yang ditetapkan oleh musyawarah desa, terdiri dari unsur aparatur pemerintahan Desa (2 orang), BPD (2 orang), LPM (2 orang), Desa Pekraman (2 orang), dan Warga Desa yang mengajukan diri sebagai anggota tim monitoring dan evaluasi jalam jumlah terbatas (maksimal 5 orang)

Hasil dari monitoring dan evaluasi terhadap selanjutnya disosialisasikan kepada warga Desa Tamblang guna dalam forum musyawarah desa, pertanggungjawaban tahunan kinerja pemerintahan desa oleh Perbekel, laporan pertanggungjawaban panitia pelaksana proyek dan atau program desa, baik secara lisan maupun tertulis, paling lambat 7 hari setelah periode pelaksanaan monitoring evalusi dinyatakan berakhir. Hal ini penting dilakukan sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik, sekaligus sebagai bahan analisis serta rekomendasi bagi arah perbaikan dan atau peningkatan kinerja pembangunan dikemudian hari.

1.5. Mekanisme Monitoring Evaluasi
Mekanisme pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang yang diadakan secara berkala harus memenuhi syarat :

1. Undangan pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh Perbekel minimal telah diterima oleh BPD dan lembaga – lembaga lainnya yang ada di Desa Tamblang termasuk Desa Pakraman minimal seminggu sebelum hari dan tanggal pelaksanaan;

2. Monitoring dan evaluasi yang melibatkan warga desa sebagaimana yang disebutkan di atas adalah warga desa yang dengan sukarela mendaftarkan diri untuk mengikuti pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang secara bersama – sama;

3. Jumlah warga Desa Tamblang yang akan mengikuti pelaksanaan forum monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang, maksimal 5 orang, dengan kriteria minimum bisa membaca dan menulis. Jika jumlah peminat lebih dari 5 orang, maka dilakukan pemilihan secara demokratis oleh anggota tim dari unsur aparatur pemerintahan Desa, BPD, LPM, Desa Pekraman;

4. Pengumuman untuk mendaftar sebagai tim monitoring dan evaluasi bagi warga desa minimal telah terpasang pada tempat – tempat umum dan ditembuskan kepada seluruh Kelian Banjar Dinas di Desa Kalisem seminggu sebelum hari dan tanggal pelaksanaan;

5. Pendaftaran mengikuti forum Monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang ditutup dua hari sebelum pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

1.6. INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI
Alat atau instrumen monitoring dan evaluasi terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang yang dipakai sebagai penilaian kinerja (performace indicator) disusun secara partisipatif dan ditetapkan serta tercantum dalam lampiran peraturan Desa Tamblang.

BAB V
PENUTUP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007– 2013 berlaku sejak tanggal ditetapkan, sampai dengan bulan Desember 2013 dan akan ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang untuk jangka waktu berikutnya.

Baca Selengkapnya......

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Bab 2

BAB II

KONDISI UMUM DESA TAMBLANG

2.1. SEJARAH ASAL-USUL DESA
Berdasarkan Prasasti Sembiran Nomor 351 bertahun 938 içaka diceritakan suatu kerajaan kecil yang berlokasi di Desa Julah, dimana kerajaan itu diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Sri Adnyadewi.

Wilayah kekuasaan kerajaan ini meliputi daerah sekitarnya sampai jauh kepedalaman yaitu desa yang bernama BAYAN BESTI (BAYAD). Bayan Besti (Bayad) pada saat itu sudah merupakan desa (daerah pemukiman) penduduk yang tata pemerintahannya sudah sangat teratur berkat pimpinan seorang warga PASEK yang diutus oleh DALEM KETUT NGLESIR untuk pergi ke Bali Utara dalam rangka menyatukan penduduk Bali Asli (Bali Age). Pasek yang diutus tersebut kemudian menetap diDesa Bayan Besti (BayaD) dan langsung mengemban masyarakat disana, karena itulah Ketut Pasek itu terkenal dengan nama KI PASEK BAYAD.

Kemudian diceritakan bahwa Ki Pasek Bayad ini disamping sebagai pemegang tampuk pemerintahan di Desa Bayan Ngesti (Bayad), beliau jugaterkenal sebagai Balian Sakti dan keloktah, serta sangat Dermawan. Pada suatu ketika timbullah suatu huru-hara di pusat Kerajaan Julah, karena kerajaan tersebut diserang oleh Bajak Laut sehingga kerajaan hancur dan penduduknya cerai berai, kekacauan ini merambat sampai ke Bayad, bahkan para Bajak laut tersebut memusatkan kekuataanya di Desa Bayad dan membuat markas.

Melihat situasi yang kurang menguntungkan Ki Pasek Bayad sebagai pucuk pimpinan di Desa Bayad merasa kuatir akan keselamtan rakyatnya (pengikutnya) sehingga beliau memerintahkan kepada para pengikutnya untuk meninggalkan desa Bayad, pelarian mereka dari desa Bayad menuju arah Barat menelusuri hutan belantara.

Pada suatu hari mereka sampai disuatu tempat yang dilalui oleh sebuah sungai yang sangat besar danairnya deras serta mereka berusaha menyeberangi sungai tersebut, sampai diseberang sungai rombongan ini beristirahat karena sudah merasa aman, karena menempuh perjalanan yang sangat jauh banyak anggota rombongan yang jatuh sakit, maka diutuslah salah satu dari anggota rombongan untuk kembali ke desa Bayad untuk meminta bantuan obat-obatan kepada KI PASEK BAYAD.

Setelah obat-obatan tersebut diberikan oleh KI PASEK BAYAD utusan tersebut kembali ke tempat rombongan yang ditinggalkan. Pada saat utusan tersebut menyeberangi sungai maka terjadilah musibah sehingga obat-obatan tersebut terlepas dari tangannya dan hilamg, utusan tersebut berteriak “TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, TAMBA HILANG, ……………” (obatnya hilang, obatnya hilang, obatnya hilang, …………). Karena merasa malu dan di dorong oleh rasa tanggung jawab atas keselamatan rombongannya maka utusan tersebut tidak mau lagi kembali ke desa Bayad untuk meminta obat, tetapi beliau bertekad untuk mendapatkan itu dengan caranya sendiri.

Di suatu tempat yang sepi utusan itu bersemadi (bertapa) untuk mohon bantuan Ida Hyang Widhi Wasa serta mengucapkan kaul (sesangi) bahwa apabila beliau mendapatkan kembali obat tersebut beliau berjanji akan menetap pada suatu tempat dimana obat itu ditemukan. Tempat utusan itu bersemadi (bertapa / beryoga) disebut SANTA YOGI (TEMPAT BERSEMADI YANG SUCI) , dari kata tersebut lama kelamaan pengucapannya berubah menjadi SENTUGI yang dikenal sampai saat ini.

Dengan rahmat Ida Hyang Widhi Wasa obat terserbut kembali diperoleh dan dapat menyembuhkan anggota rombongan yang sedang sakit. Setelah keadaan di Julah maupun di Bayan Besti aman kembali, maka rombongan pelarian itu kembali lagi ke Desa Bayad. Sesampai di desa Bayad disampaikanlah segala peristiwa yang dialami oleh rombongan serta diceritakan pula peristiwa tentang obat-obatan tersebut.

Ki Pasek Bayad sangat senang mendegarkan cerita tersebut dan sangat setuju akan rencana (sesangi) dari utusan itu untuk kembali dan membuat pemukiman baru di tempat peristiwa hilangnya obat-obatan tertsebut. Maka diperintahkanlah utusan itu untuk kembali ke tempat peristiwa hilangnya obat tersebut bersama-sama rombongannya untuk membuat pemukiman baru. Karena utusan tersebut adalah utusan Pasek, yang tugasnya adalah memgang / mengendalikan pemerintahan maka diangkatlah utusan tersebut sebagai kepala rombongan dan langsung nantinya sebagai kepala pemerintahan. Untuk membantu tata upacara adat maka diutuslah seorang pasek keturunan Bendesa yang diberi tugas untuk menjabat sebagai Bendesa (Penyarikan).

Diperingatkan pula oleh Ki Pasek Bayad untuk memperingati / mengenang tempat peristiwa hilangnya tamba atau obat itu maka tempat pemukiman tersebut harus diberinama TAMBA HILANG, dari kata Tamba Hilang inilah maka lama kelamaan berubah ucapannya menjadi TAMBLANG. Dinasehati pula agar penduduk Desa Tamba Hilang (Tamblang) untuk seterusnya tidak lupa pada asalnya, berhubung di desa Bayad sudah dibangun pura Puseh, bila nanti di desa Tamblang membangun PURA KAHYANGAN TIGA tidak diperkenankan sekali membuat Pura Puseh baru, jadi jika mau mebakti kepada Batara Wisnu (yang berstana di Pura Puseh) Krama desa Tamblang harus datang sendiri ke Pura Puseh yang ada di desa Bayad.

Dinggatkan pula karena Desa Tamblang sebenarnya pindahan dari Bayad selanjutnya disebut KEPEHAN BAYAD sedangkan Bayad sendiri adalah bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Julah, maka Krama Desa Tamblang nantinya berhak secara penuh untuk menggunakan tempat-tempat suci seperti puncak Tunggal (pura Bukit) dan Ponjok Batu sebagai tempat untuk pemujaan kepada Ida Hyang Widhi Wasa.
Begitulah perintah-perintah Ki Pasek Bayad dan kesemuanya itu setelah berdirinya

Desa Tamblang betul-betul ditaati oleh kedua keturunan Pasek yang diberikan tugas untuk memegang kekuasaan atau pemerintahan dan memegang pelaba desa (Bendesa / Penyarikan). Setelah berjalan beberapa lama keadaan di pemukiman baru (Desa Tamblang) sudah semakin tentram dan sejahtera, maka dipandang perlu oleh kedua pemimpin untuk menyusun rencana-rencana pembangunan.

Karena perkembangan jaman desa ini kemudian menjadi desa Administrasi yang disebut dengan Desa Tamblang, yang terdiri dari tiga desa pakraman yaitu Desa Pakraman Tamblang, Desa Pakraman Tangkid dan Desa Pakraman Kelampuak serta dibagi menjadi Lima Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Kelampuak, Banjar Dinas Tangkid, Banjar Dinas Kaja Kangin, Banjar Dinas Kaja Kauh dan Banjar Dinas Kelod Kauh.

Berkat informasi dari orang tua yang masih ada di Desa Tamblang maka dapat disusun yang pernah menjabat Perbekel Tamblang seperti susunan dibawah ini :

1. Zaman Belanda s/d tahun 1930 : PAN KUNYAD
2. Tahun 1930 – 1949 : PAN RAJAN
3. Tahun 1950 – 1957 : NYOMAN WIRA
4. Tahun 1958 – 1963 : WAYAN SAJA
5. Tahun 1964 – 1969 : MADE GIANYAR
6. Tahun 1970 – 1976 : NYOMAN BUDIARTA
7. Tahun 1977 – 1979 : MADE WIDIARSA
8. Tahun 1980 – 1988 : KETUT WIDIADNYA
9. Tahun 1989 – 1991 : MADE SELAMAT
10. Tahun 1992 – 1998 : I WAYAN MASNA
11. Tahun 1998 – 1999 : PUTU DARMA SANJAYA, SH (Pjs)
12. Tahun 2000 – 2007 : I KETUT SUWIRYA
13. Tahun 2007 – sekarang : Ir. I NENGAH SUDARSANA

2.2. KONDISI GEOGRAFIS

a. Letak Wilayah
Secara umum kebijakan sektoral pembangunan di Kabupaten Buleleng diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat di segala lapisan secara merata, serta meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan selanjutnya, sehingga kedepan pelaksanaan pembangunan di Desa Tamblang dapat benar-benar mencerminkan keterpaduan dan keserasian antar program-program sektoral, dengan demikian sumber-sumber potensi daerah dapat di optimalkan pemanfaatannya dan dapat dikembangkan secara merata.

Pelaksanaan pembangunan tentunya tidak terlepas dari upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat, hal ini berkaitan dengan kondisi ekonomi dan kemakmuran masyarakatnya, dilihat dari tingkat ekonomi masyarakat, maka pertumbuhan dan perkembangan kecamatan akan sangat perpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan desa yang ada di sekitarnya.

Desa Tamblang yang secara structural dan geografis merupakan salah satu dari 13 (tiga belas) desa yang berada di Kecamatan Kubutambahan, memiliki potensi yang cukup strategis dengan luas wilayah 748 Ha yang terbagi menjadi 5 Banjar Dinas, yakni: Banjar Dinas Kelampuak, Banjar Dinas Tangkid, Banjar Dinas Kaja Kauh, Banjar Dinas Kaja Kangin dan Banjar Dinas Kelod Kauh dan 3 (Tiga) Desa Pakraman yaitu Desa Pakraman Kelampuak, Desa Pakraman Tangkid, Desa Pakraman Tamblang, yang terletak pada posisi 08º Lintang selatan dan 115º Bujur Timur. Dengan Batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Desa Bulian dan Desa Depeha
- Sebelah Timur : Desa Tajun dan Desa Mengening
- Sebelah Selatan : Desa Bontihing
- Sebelah Barat : Desa Bila

Baca Selengkapnya......

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No 72 tahun 2005 tentang Desa setiap tingkatan pemerintahan wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Ini berarti desa yang merupakan pemerintahan terbawah juga diwajibkan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang akan dipakai sebagai dasar Penyusunan Rencana Kerja pewmbangunan Desa (RKPDes) setiap tahunnya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007 – 2013 merupakan Rencana Pembangunan Desa Tamblang dalam kurun waktu 6 tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007 – 2013 memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang selanjutnya dilaksanakan melalui strategi pokok yang dijabarkan dalam agenda pembangunan Desa Tamblang yang harus dicapai melalui rencana kerja Desa Tamblang tahunan.

Untuk itu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Tamblang Tahun 2007– 2013 merupakan perencanaan strategik desa, maka dibuatkanlah Peraturan Desa Tamblang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Tamblang Tahun 2007–2013.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Sebagaimana diuraikan pada Latar Belakang, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-20013 merupakan Rencana Pembangunan Desa Tamblang dalam kurun waktu 6 tahun yang akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja pembanguan Desa (RKPDes) Tamblang setiap tahunnya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007 – 2013 dituangkan kedalam Peraturan Desa Tamblang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007 – 2013 ditetapkan dengan maksud untuk memberikan arah kebijakan pokok pembangunan sebagaimana Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta Rencana Kerja Jangka menengah yang telah disusun melalui rangkaian proses diskusi yang melibatkan seluruh komponen masyarakat secara partisipatif, mulai dari penggalian masalah, diteruskan dengan perumusan masalah, hingga diskusi tentang usulan setiap permasalahan yang telah dirumuskan.

Rangkaian proses diskusi tersebut selanjutnya disebut sebagai penggalian dan akomodasi aspirasi warga berbasis kebutuhan riil, yang kemudian dijadikan dasar bagi perumusan rencana strategis pembangunan Desa, hingga ditetapkan melalui Peraturan Desa Tamblang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007 – 2013.

1.3. LANDASAN NORMATIF PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAMBLANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-2013 yang berwawasan Budaya Bali disusun atas dasar Landasan Idiil Pancasila, Landasan Konstitusional Undang – undang Dasar (UUD) Tahun 1945 serta landasan oprasional Peraturan Perundang – undangan serta Peraturan Daerah :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Tata Cara Pembangunan Desa;

10. Peraturan Daerah Propinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 Tentang Desa Pekraman;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 12 Tahun 2001 Tentang Pedoman Organisasi Pemerintahan Desa;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 13 Tahun 2001 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 14 Tahun 2001 Tentang Sumber Pendapatan dan Kekayaan Desa;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Kerjasama Antar Desa;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Buleleng Nomor 19 Tahun 2001 Tentang Peraturan Desa.

1.4. PROSES PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes)

Proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-2013 dilaksanakan melalui proses diskusi desa yang partisipatif melalui alur Botton – up yaitu penggalian gagasan mulai dari tingkatan paling bawah yaitu warga masyarakat dengan pelibatan berbagai unsur:

1. Perbekel dan Perangkat Desa yaitu diikuti oleh seluruh Kepala Urusan (Kaur) yang ada di Desa Tamblang dan seluruh Kelian Banjar Dinas yang ada di Desa Tamblang;

2. Lembaga – lembaga yang ada di Desa Tamblang yaitu : BPD, LPM, PKK;

3. Kelompok – kelompok masyarakat yaitu: Posyandu, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, Subak (Kelompok Pengelola Air);

4. Utusan dari Desa Pakraman yaitu : Pajuru Desa Pakraman, Pecalang serta Sekaa Teruna (ST);

5. Warga Desa Tamblang yang diundang.
Tahapan – tahapan proses penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-2013 melalui 4 (tiga) tahap yaitu :

1.4.1. Tahapan Perumusan;
Tahapan Perumusan diadakan diskusi sebanyak 6 (enam) kali putaran :

1.4.1.1. Dimana 3 kali diskusi untuk penggalian permasalahan di Desa Tamblang hingga melahirkan perumusan permasalahan sampai pada penentuan skala prioritas permasalahan yang dilakukan secara obyektif dengan variabel permasalahan yang telah disepakati peserta diskusi.

1.4.1.2. Dan 3 kali diskusi untuk merumuskan usulan sebagai jalan keluar setiap permasalahan yang ada.

1.4.2. Tahapan Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Sasaran serta Rencana Kerja;

1.4.3. Tahapan Penyusunan Indikator Kinerja (Performent Indicator) untuk Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan program;
Indikator Kinerja (Performent Indicator) merupakan alat ukur atau instrumen untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang.

1.4.4. Tahapan Penetapan Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-2013.
Tahapan ini merupakan tahapan akhir yaitu penetapan Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tamblang Tahun 2007-2013 yang ditandatangani oleh kepala desa dengan Persetujuan Ketua BPD Tamblang.

Baca Selengkapnya......

Sejarah Subak Desa Tamblang

Sejarah Subak Tamblang secara tertulis terbukti tidak ada, atau secara kenyataan sukar dibuktikan, menurut informasi yang kami kumpulkan, kami mendapat keterangan mengenai sejarah Subak Tamblang, adalah sebagai berikut :

Konon pada jaman dahulu, masyarakat Desa Tamblang dan masyarakat Desa Bila secara bersama-sama untuk mencari air yang berada di Banjar Tegal, Desa Tajun, kecamatan Kubutambahan. Berkat usaha keras dari masyarakat Desa Tamblang dan masyarakat Desa Bila, akhirnya air tersebut dapat dialirkan menuju Desa Tamblang.

Setelah air tersebut naik di Desa Tamblang, maka diadakan perjanjian pembagian air antara Desa Tamblang dan Desa Bila, yaitu : 2/5 bagian untuk masyarakat Tamblang dan 3/5 bagian untuk masyaraka Bila, yang sampai saat ini pembagian tersebut tetap di warisi dan dilaksanakan oleh masyarakat Tamblang dan masyarakat Bila.

Dengan adanya air pengairan maka dibukalah areal tanah persawahan dan lama-kelamaan terhimpun menjadi Subak yang dikenal sekarang ini menjadi Subak Tamblang sedangkan nama Subak tersebut disesuaikan dengan nama Desa yaitu Desa Tamblang. Mengenai pemanfaatan air oleh kerama Subak diatur menjadi dua per Subakan yaitu :
- Lanyahan Tamblang, dan
- Babakan Tamblang.

Dapat juga kami sampaikan mengenai urutan-urutan Penyarikan/Kelian Subak yang pernah menjabat pada Subak Tamblang, yaitu :
- Kelian Subak 1 : I Kunyad, Th - s/d Th -
- Kelian Subak 2 : Pan Winda, Th - s/d Th -
- Kelian Subak 3 : Md Gianyar, Th 1955 s/d Th 1960
- Kelian Subak 4 : Pan Sukirdi, Th 1960 s/d Th 1965
- Kelian Subak 5 : Kt Widiadnya, Th 1966 s/d Th 1981
- Kelian Subak 6 : Nym Padma, Th 1981 s/d sekarang.

Demikianlah sejarah singkat tentang Subak Tamblang, sekali lagi bahwa sejarah ini merupakan cerita dari orang-orang tua.

Tamblang 8 Juli 1983
Penyarikan Subak Tamblang

Baca Selengkapnya......

Pelayanan Kesehatan Gratis

Pada hari Selasa, 5 Januari 2010 mencoba menelusuri pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Buleleng, ternyata kemajuan pelayanan kesehatan di satu-satunya Rumah sakit berplat merah yang ada di Singaraja sudah cukup memadai dari pelayanan tenaga medis terhadap pasien, sanitasi lingkungan serta peralatan kesehatan. Hanya yang kurang justru penunggu pasien yang tidak sabar didalam menunggu pelayanan dan didalam menjaga kebersihan di sekitar rumah sakit.

Pada hari ini yang paling mengejutkan adalah sudah digunakannya pelayanan Jaminan Kesehatan untuk masyarakat dimana pelayanan di Kelas 3 tanpa dipungut biaya alias gratis. Penelusuran untuk mendapatkan data yang lebih valid untuk pelayanan ini, bahwa sudah mulai berlaku pada tgl 1 Januari 2010 di seluruh Bali termasuk di Puskesmas, hanya sampai saat ini belum ada yang bisa menjelaskan apakah seluruh tindakan medis digratiskan (contohnya, operasi patah tulang apakah gratis? atau yang dikatagorikan operasi besar)

Memang masalah pelayanan jaminan kesehatan ini menjadi program dari pemerintah propinsi Bali untuk diterapkan tahun ini,semoga program ini akan bisa terus dijalankan bahkan dikembangkan. karena sangat bermanfaat bagi masyarakat Tentunya karena program ini baru dijalankan akan banyak menemui kendala yang harus diperbaiki. Tetapi yang Pasti, MASYARAKAT YANG SUDAH TERDATA PADA SAAT PENDATAAN, hanya berbekal KTP dan KK di wilayah Propinsi Bali sudah menikmati Pelayanan Kesehatan Gratis.

Untuk Warga Masyarakat yang akan bekerja di luar Desa Tamblang tapi masih di wilayah Propinsi Bali ingat membawa KTP dan Fotocopy KK atau yang asli mungkin sewaktu-waktu diperluan untuk memeriksakan kesehatan di puskesmas atau Rumah Sakit terdekat dari tempat bekerja.

Baca Selengkapnya......

Undangan Pewarta

Donor Darah Sukarela

Hari / Tangal : Minggu, 6 Desember, 2009

Waktu : 09.00 Wita

Tempat : Jln. Plawa No : 37 Denpasar - Bali


Ketua Pewarta :
I Nyoman Suparma ( Mang Amo )
Telp : 0361 8521611

Baca Selengkapnya......

Siap Selem

Ada tuturan satua Siap Selem. Ia ngelah panak pepitu, ane paling cerik doglagan, tusing mebulu. I Siap Selem ngajak panak anteng ngalih amah.

saget teka ujan bales. I Siap Selem nginep jumah Meng Kuuk, suba peteng I Siap Selem makeber. Enu I doglagan medem di samping batune. Meng Kuuk teka, jeg nyaplok batu. Meng Kuuk ngeling, gigine pungak. I Doglagan ngalih memene.

I Siap selem nepukin Meng Kuuk gigine pungak. I Siap selem ngigel sambilanga magending. Ngikngak, nginguk, gigi pungak nyaplok batu.
Nah keto upak anak belog.

Baca Selengkapnya......

I Sugih Teken I Tiwas

Ada tuturan satua I Sugih teken I Tiwas. I Sugih, anak mula sugih. Gelahne liu tegal muah carik. Pipisne masih liu. Nanging ia demit, loba muah iriati. Duleg teken anak lacur.

I Tiwas mula lacur. Tusing ngelah apa. Nanging solahne melah. Dueg metimpal. Demen nulungin anak len magarapan. Geginanne ngalih saang disisin alase. Laut adepa ka peken. Sedek dina anu, I Tiwas sedeng munduhang saang, teka Sang Kidang. Kidange ngomong : "ih Tiwas seluk jit nirane". I Tiwas nyeluk jit Sang Kidange. I Tiwas kendel, maan mas, pipis liu. Ia nyembah marep menek. Ngaturang suksema ring Sang Hyang Widhi. Laut ia mulih, bingar.

I Sugih baan lobanne, iri nepukin I Tiwas. I Sugih milu ngalih saang. Tepukina ada kidang ngamah padang. I Sugih nyeluk jit kidange. I Sugih paida, gredega, kanti babak belur. Ia mulih, aduh-aduh.

Keto pikolih anak loba tur iriati.

Baca Selengkapnya......

Men Cubling

Ada tuturan satua Men Cubling. Ia maumah di sisin alase.

Pan Cubling semengan luas megarapan. Ia mamula gaga di tegalne.

Men Cubling ngoyong jumah. Ia nyakan di paon. Suud nyakan, saget ada bojog gede teka. Bojoge nagih sangu muah woh-wohan. Sadina-dina bojoge gede ento kema. Ia nagih amah. Yan tusing baanga, Men Cubling pedihina, galakina. Gelah men cubling telahanga.

Pan Cubling teka. Ia ngalih daya. Pan Cubling nyaru-nyaru mati. Rurubina baan kasa dibalene.

Teka bojoge gede nagih amah. Pan Cubling orahanga mati. Men Cubling ngidih tulung, ngae bangbang dalem. I Bojog gede ngae bangbang ajaka timpalne. Suba dalem bangbange tekepina aji bedeg. Siama aji yeh panes. Bojoge makejang mati.

Keto upah anak demen memaksa gelah anak.

Baca Selengkapnya......

Ni Bawang Teken Ni Kesuna

Ada tuturan satua anak makurenan, ngelah kone pianak luh duang diri. Pianakne ane kelihan madan Ni Bawang muah ane cerikan madan Ni Kesuna.

Solah Ni Bawange ajaka Ni Kesuna matungkasan pesan, tan bina cara yeh mesanding teken apine.

Baan duwegne Ni Kesuna ngae pisuna, ento makrana memene setata ngugu pisadun Ni Kesunane ane ngorahang Ni Bawang ngumbang di tukade ngenemin anak truna.

Dugase ento sujatinne Ni Bawang suud nglesung padi laut kayeh sambilanga ngaba jun lakar ngalih yeh.

Krana ngugu munyin Ni Kesunane, ditu Ni Bawang lantas tigtiga, siama aji yeh anget tur tundena magedi.

Ni Bawang di subane ngutang umah, neked di tukade ketemu ajak kedis crukcuk kuning. Ditu Kedis Crukcuk Kuninge kapiolasan. Ni Bawang gotola, baange emas-emasan, marupa pupuk, subeng, kalung, bungkung, gelang muah kain sutra.

Sesukat Ni Bawang ngelah panganggo ane melah buka keto, ia nongos di umah dadongne.

Kacrita Ni Kesuna kone nepukin embokne mapanganggo melah-melah, laut ia nakonang uli dija maan panganggo buka keto.

Disubane oraina teken Ni Bawang, ditu Ni Kesuna metu kenehne ane kliwat loba. Ia ngorahin memene nigtig ukudane apang kanti babak belur.

Sesubanne katigtig, lantas ia ngeling sengu-sengu ka tukade ketemu teken kedis crukcuk kuninge.

Kacrita I Crukcuk Kuning ngotol ukudan Ni Kesunane, isinina gumatat-gumitit.

Neked jumah, ditu lantas gumatat-gumitite ento mencanen Ni Kesuna kanti ngemasin mati.

Keto upah anake ane mrekak, setata demen misunaang timpal, sinah muponin pala karma tan rahayu.

Baca Selengkapnya......

I Belog

Ada katuturan satua anak belog. Baan belogne ia adanina I Belog. Sedek dina ia tondena meli bebek ka peken teken memene. Ditu lantas ia nyemakin memene pis. Lantas memene buin ngomong, kema jani cai engal-enggal ka peken, terus meli be dadua di tongos dagang bebeke.

Disubane I Belog neked di peken, kema-mai ia ninggalin dagang bebek sakewala ia ngenjuhang pipis dasa tali rupiah. Jero niki jinah, tiang meli bebek dadua. Bebeke aukud aji Rp. 4000. Lantas dagang bebeke ngemaang I Belog susuk bui Rp. 2000. Disubane maan meli bebek lantas I Belog mulih.

Kacrita ia ngemulihang, tur ngaliwatin tukad linggah. Ditu lantas bebeke ngeleb. Maka dadua bebeke ngelangi di tukade. I Belog bengong ninggalin bebeke kambang tur ia ngrengkeng kene. Beh, bebek puyung bakat beli. Awake nagih bebek mokoh tur baat, sakewala bebek puyung baanga. I Dewek belog-beloga. Lantas bebeke tusing ejuka tur kalahina mulih.

Disubana I Belog neked jumahne, ajinanga baan memene tuara ngaba bebek. Memene ngomong, ih belog encen bebeke? Masaut I Belog, "maan ja icang meli bebek, nanging puyung icang adepina teken dagang bebeke. Lantas bebeke leb di tukade, tur ngelangi. Buina laut ulah icang sawireh meli bebek puyung tuara ada gunane.

Ditu lantas I Belog welanga baan memene. Keto upah anake belog, tuara ngresep teken munyi. Bebeke mula kambang yan ia lebang di tukake dalem.

Baca Selengkapnya......

Persiapan Hari Raya Galungan

Betapa senang hatiku, setiap menjelang hari raya Galungan dan Kuningan. Hari Raya Galungan bagiku mempunyai keistimewaan tersendiri. Berkumpul bersama keluarga besar di kampung Tamblang adalah hari yang kutunggu-tunggu. Bertemu dengan sepupu, berbagi pengalaman, dan juga belajar mejejaitan banten.

Menjelang penampahan Galungan pada hari Selasa Wage Dungulan, kami sekeluarga siap-siap menyembelih ayam dan mengolah daging babi. Terbayang olehku wah, betapa nikmatnya masakan yang akan aku nikmati. Kami berbagi tugas, ada yang memarut kelapa, membuat bumbu, mengolah sate dan lawar, pepes, dan aneka masakan lainnya.

Kami menghaturkan banten saiban. Banten saiban berisi nasi dan lauk pauk yang di masak hari ini. Selesai menghaturkan banten kami membantu menyiapkan hidangan untuk kami sekeluarga.

Selanjutnya kami menyiapkan penjor, membuat perhiasan penjor. Sore hari pada penampahan Galungan penjor dipasang di halaman luar dilengkapi dengan sanggah penjor. Kami juga memasang pacaningan, lamak, gegantungan pada pelinggih disekitar rumah dan di tempat-tempat banten dihaturkan. Setelah beres kami sekeluarga natab sesayut pabiyakala, dilengkapi dengan prayascita dan memohon air suci. Sebelumnya kami menghaturkan segehan cacah warna lima sebanyak 3 tanding, masing-masing di natar sanggah, halaman rumah, dan halaman luar rumah.

Demikianlah kegiatan persiapan hari raya Galungan yang kami lakukan di kampung Tamblang. Menjelang hari raya Galungan di kampung Tamblang sangat berkesan bagiku karena dapat belajar banyak tentang makna upacara.

Baca Selengkapnya......