E-mail : desa_tamblang@ymail.com

Sakuntala

Tersebutlah seorang Raja bernama Duswanta. Beliau seorang Raja yang bijaksana sehingga selama beliau bertahta tidak satupun orang yang berbuat buruk.

Suatu ketika Raja Duswanta berburu ke kaki Gunung Himawan. Bermacam macam binatang buruan belau peroleh. Perjalanan beliau semakin jauh. Beliau menjumpai sebuah pertapaan yang sangat asri dihiasi bermacam-macam tumbuhan bunga dan sungai kecil. Segala jenis binatang hidup rukun penuh kasih. Singa harimau yang sepatutnya galak menjadi jinak. Mungkin karena pengaruh kasih sang pendeta. Sang Raja ingin bertemu dengan pemilik pertapaan itu. Beliau memasuki pertapaan. Namun pertapaan dalam keadaan sepi. Tiba-tiba datang seorang gadis cantik menyambut kedatangan Sang Raja.

Raja Duswanta menanyakan pemilik pertapaan lanjut menanyakan nama gadis cantik serta hubungannya dengan pemilik pertapaan. Gadis cantik itu menjelaskan bahwa pemilik pertapaan bernama Bhagawan Kanwa. Sedangkan gadis itu bernama Sakuntala. Ia adalah putri Bhagawan Kanwa. Sang Raja menjadi penasaran karena sepengatahuan sang Raja, Bhagawan Kanwa adalah seorang Sukla Brahmacari. Terdorong oleh hasrat yang membara, Raja lanjut menanyakan identitas Sakuntala.

Sakuntala tidak mampu memberi jawaban yang lengkap. ketika itu ada seorang tamu Brahmana juga hadir disana. Tamu Brahmana itu kemudian bercerita.

Tersebutlah seorang pertapa bernama Wiswamitra. Beliau tekun melakukan tapa dengan brata yang sangat ketat, hal ini menyebabkan Dewa Indra kawatir, takut terkalahkan. Maka diutuslah bidadari Menaka untuk menggoada tapanya Wiswamitra. Dengan kecantikannya bidadari menaka berhasil menggoda tapa Wiswamitra . bidadari Menaka hamil dan melahirkan seorang bayi cantik. Karena merasa tugasnya telah selesai maka bayinya ditinggalkan begitu saja di tepi sungai dan ia kembali ke Sorga. Ketika itu Bhagawan Kanwa sedang menyisiri tepi sungai untuk memetik bunga. Bayi itu ditemukan sedang dijaga oleh burung sakuni. Maka bayi itu diberi nama Sakuntala dan dijadikan anak angkat.

Setelah mendengar penjelasan tamu Brahmana, Raja Duswanta semakin terpikat hatinya. Sakuntala diminta agar berkenan menjadi permaisurinya. Demikianlah akhirnya Raja Duswanta dan Sakuntala melaksanakan perkawinan secara Gandharwa Wiwaha.

Ketika Bhagawan Kanwa datang Sakuntala tidak berani menyambutnya. Bhagawan Kanwa tahu apa yang sudah terjadi. Maka untuk menghibur Sakuntala beliau berkata bahwa putranya kelak akan menjadi raja besar. Sakuntala akhirnya melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Sarwadamana. Setelah putranya tumbuh semakin besar, sakuntala menjadi gundah dan sedih karena tidak satupun ada utusan Raja Duswanta yang datang ke pertapaan untuk menjeputnya. Sakuntala memutuskan untuk mengantar anaknya ke Hastina menghadap Raja. Setelah bertemu betapa terpukulnya hati sakuntala karena Raja Duswanta tidak mengakui keberadaan putranya. Bahkan beliau mengusir Sakuntala dan Sarwadamana.

Tiba-tiba ada suara gaib yang membenarkan kata-kata Sakuntala. Raja menjadi senang kerena hal itulah yang sesungguhnya diharapkan.namun karena kedudukannya, beliau memerlukan pembuktian dan pengakuan dewata.

Demikian akhirnya Sarwadamana diakui sebagai putra mahkota dan berganti nama menjadi Bharata. Setelah tiba waktunya Bhatara dinobatkan menjadi raja Hastina menggantikan Raja Duswanta.

No comments:

Post a Comment